Kami sama-sama cucu Haji Husin

Termasuk saya, kami bertiga jadi anak angkat.

Abdullah kami panggil papa, dan Cik Ona, mama.

Walau sudah jadi anak angkat, tiap hari tetap kerja di Kantor.

Pergi dan pulang, naik mobil papa.

Lantas orang menganggap saya "Anak Tuan Dollah" Istilah sekarang: anak Resah Gelisah Masa Remaja sheet.

Kamar mesin terdapat batubara sebagai bahan bakar di buritan dengan seonggokan Melayari kelok-liku sungai Musi, akan sampai ke Muara Rupit dalam 3-4 hari/malam.

Tergantung berapa lama kita singgah di satu desa pinggir sungai.

Singgah untuk menjual atau membeli barang.

Yang dijual: Barang-barang, tekstil, kelontong, ikan asin, terasi, asam Jawa, garam, dan lain-lain.

Orang Rawas menamakan terasi: caluk, sedang garam dinamakan uya.

Tampaknya terasi dan asam Jawa, bumbu pokok dalam lauk-pauk orang uluan.

Kembali ke Palembang kapal sarat dengan muatan karet, rotan, dan pisang.

Pelayaran siang-malam.

Mulai pukul 18.00 sore lampu-lampu dinyalakan.

Hampir tidak terjadi kapal bertabrakan, kendati nakhodanya tradisional.

Di beberapa lokasi bisa ditemukan kawanan buaya membuntuti kapal.

Jarang terdengar musibah manusia korban buaya walau penduduk setempat sepanjang hari mandi dan cuci dalanm sungai besar itu.

Kota-kota yang disinggahi antara lain Sekayu sekarang ibukota Kabupaten Musi-Rawas, Mangunjaya negeri tambang minyak, Pauh, dan Bingin Teluk menjelang Muara Rupit.

Kapal ini tidak bisa lebih ke hulu lagi, karena terhambat jembatan dan air sungai agak kecil.

Seperti di setiap kapal, saya selalu disegani ABK.

Dianggap anak tuan.

Seperti di setiap kapal, saya selalu disegani ABK

Tugas saya tidak berat.

Secara halus mereka seakan- akan mencegah saya agar tidak melaporkan tingkah laku yang bukan-bukan kepada bos.

Saya diajar mengoperasikan mesin kapal sesuai perintah nakhoda dari tempat kemudi.

Di- perintahkan kecepatan kapal mulai dari slow speed, full speed, dan stop.

Kemudi tidak bisa saya pegang, karena belum menguasai dangkal-dalamnya sungai.

SUDAH DITUNGGU MAMAK DATUK KAYO Suatu hari sekembali dari pelayaran, papa sengaja menjemput ke pelabuhan Bom Baru di 16 Ilir.

Sebenarnya tidaklah lumrah bos menjemput anak buah.

Tapi memang begitu kejadian Beliau bertanya Siapa itu Datuk Kayo Mohammad Syah." Kakak ipar saya, Pa,'jawab saya.

Resah Gelisah Masa Renaja benarnya saudara saya pula.

Ibunya Siam, satu bapak dengan Andai.

Kami sama-sama cucu Haji Husin

Kami sama-sama cucu Haji Husin.

Mengetahui Dul berada di salah satu kampung Muara Enim dicarinya sampai dapat.

Kanda Ahmad menemukan dia di sebuah bedeng.

Kamarnya bersebelahan dengan keluarga Jawa.

Dia sakit.

TIdak pelak lagi, kanda Ahmad langsung membawanya pulang Sebelumnya diobati dulu di Palembang, sehingga waktu pulang sudah dalam sehat wal'afiat.

Saya pulang lebih kurang 10 hari sebelum Dul sampai di kampung Waktu bertemu, kamí berpelukan, bertangis- tangisan.

Saling berkisah tentang nasib masing-masing KEMBALI SEKOLAH DI BUKITTINGGI Tdak lama kemudian, kamí sama-sama masuk Sekolah Mene- ngah Lanjut (SML), setingkat SMP yang dikelolah Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) Komisariat Sumatra Barat Jalan Stasiun Bukittinggi.

Gedung sekolah ini bekas markas Kempetai (Polisi Militer) Jepang tempat menyiksa orang yang mereka tuduh bersalah.

Comments

Popular posts from this blog

Nasi Box : Cara membuat Steak

Khasiat dari daun dewa apa saja !

Sewa Bus : Petualangan Perjalanan Chicks dari Inggris