Seorang lagi Rahman Siregar asal Tapanuli Selatan

Saya melihat tumpukan uang kertas URIPS (Uang Republik Indonesia Provinsi Sumatra) warna hijau pecahan Rp 25 (dua puluh lima rupiah-pecahan terbesar waktu itu) bergambar pesawat terbang, dicetak di Pematangsiantar.

Entah firasat apa, uang pecahan besar itu tidak saya ambil.

Saya raup pecahan kecil saja.

Lainnya beberapa gram perhiasan mas dan kain batik.

perhitungan beliau sudah pergi-saya balik kembali.

Resah Gelisah Masa Remaja di garis batas antara daerah Sumatra Barat dan sekaligus ja Jambi.

Besok paginya saya sempat menjual kain untuk men dapatkan uang tu Padang Dienst) milik Leman Kayo, I berdiri sejak tempo doeloe nai.

Sore berangkat dengan bus APD (Auto b turnturan kesuangan ketat berlaku di perbatasan ini.

URIPS itu tidak berlaku di daerah Jambi.

Uang yang dicetak di Jambi tidak berlaku pula di Sumatra Barat.

Uang yang dicetak di Jambi tidak berlaku pula di Sumatra Barat

Oleh sebab itu, siapa yang hendak ke Jambi dari Sumatra Barat harus menukar uangnya lebih dulu dengan URI keluaran Jambi.

Namun, tidak ada money changer resmi.

Kurs yang berlaku pun tidak ada.

Tergantung tawar-menawar tukang catut.

Pendeknya bila orang Jambi hendak ke Sumatra Barat atau sebaliknya, menukar uang di sini.

Dari Tanjung Simelidu ke Jambi sama sekali tidak ada angkutan umum.

Yang ada hanyalah mobil militer dan truk carteran dari Jambi ke Sumatra Barat mengangkut bahan bakar dan barang kebutuhan pemerintah.

Ada rakit karet tapi tidak menerima penumpang, kecuali pendayung rakit atau pemilik karet, Kecepatannya selambat air mengalir ke hilir.

Empat orang saya ketahui juga hendak ke Jambi.

Saya lupa nama tiga orang di antara mereka, tapi berasal dari Kamang Bukittinggi membawa cetakan kue martabak.

Seorang lagi Rahman Siregar asal Tapanuli Selatan

Seorang lagi Rahman Siregar asal Tapanuli Selatan.

Dalam perjalanan obrolan kami hilir-mudik namun saya tak dapat membayang- kan masa depan yang mau dihadapi.

Ingatan saya pada orangtua dan kampung halaman yang ditinggal.

Saya lebih banyak ngobrol dengan Siregar.

Tampaknya dia orang ber- pendidikar Jalan boleh dikatakan penuh semak, namun masih tersisa jejak roda mobil kendati frekuensinya amat jarang Kami cuma berpapasan sekitar satu-dua mobil.

Suasananya lengang.

Dari lanjung Simelidu ke Muara Tebo, ditempuh dua hari, nginap semalam di sebuah pondok di tengah hutan yang katanya cerpenghuni harimau.

Adakalanya jarak satu desa dengan desa lainnya ditempuh lebih sehari perjalanan.

Syukur tiada aral melintang Sampai di Muara Tebo, tiga teman Kamang tadi terpisah entah ke mana.

Hubungan saya dan Siregar terjalin baik.

Malah Resah Gelisah Masa Remaja ke warung tersebut.

Comments

Popular posts from this blog

Nasi Box : Cara membuat Steak

Khasiat dari daun dewa apa saja !

Sewa Bus : Petualangan Perjalanan Chicks dari Inggris